Kamis, 11 November 2010

METODOLOGI ETIKA TERAPAN

METODOLOGI ETIKA TERAPAN
Bagaimana cara kerja atau metodologi Etika Terapan itu sebenarnya?
Etika Terapan mempunyai alur metodologi sebagai berikut:
1. Sikap Awal
Penjelasan:
• Etika (Terapan) tidak berasal dari titik nol. Etika bergerak pertama kali dari sikap awal. Sikap awal adalah sikap pra-reflektif yang kita punyai pada saat kita menghadapi suatu peristiwa atau masalah. Di sini tidak ada pertanyaan reflektif seperti mengapa ini atau itu. Contoh: 1] Di negara yang memberlakukan hukuman cambuk, kita tidak berpikir atau bertanya-tanya mengapa demikian. 2] Orang akan menerima perusahaan yang mengembangkan nuklir. Sikap ini terbentuk karena banyak faktor: kebiasaan, pendidikan, budaya, agama, pengalaman pribadi, media, watak dll.
• Sikap tersebut dipertahankan sampai munculnya benturan peristiwa. 1] Orang akan mulai bertanya dan kritis terhadap perusahaan nuklir saat bom pertama di jepang. 2]Hukuman Cambuk dikritisi tidak manusiawi lagi dalam zaman modern. Dua contoh itu membuka mata kita. Pada saat itu, sikap awal menjadi problematis dan pemikiran moral tergugah. Dengan ini, refleksi moral-etis berjalan.
2. Informasi
• Sikap awal bisa jadi sobjektif. Oleh karena itu, informasi sangat dibutuhkan untuk melakukan klarifikasi secara objektif tentang suatu topik permasalahan.
• Data ilmiah perlu dikuasai sebelum kita membentuk atau menyusun suatu penilaian atau pemikiran etis terhadap masalah. Dan, informasi tersebut hanya bisa diberikan oleh pakar atau ahli dalam bidang permasalahan tersebut.
• Dengan demikian, perlunya informasi merupakan salah satu alasan terpenting mengapa etika terapan harus dijalankan dalam konteks kerja sama multidisipliner.
3. Norma Moral
• Unsur berikutnya adalah norma moral. Setelah mendapat semua informasi dan data masalah, kita harus melihat norma moral yang sudah diterima dalam masyarakat [tidak dibuat dalam kesempatan ini]. Kita memilah dan memilih norma-moral yang relevan dengan pembahasan permasalahan. Penerapan norma moral ini penting bagi pembahasan permasalahan etika.
• Catatannya: penerapan norma moral tidak berjalan dengan mudah. Dalam penelitian etika terapan, norma moral harus tampak atau membuktikan diri sebagai norma sosial. Contoh: penghapusan perbudakan dimulai dari kelompok kecil William Wilberforce [1759-1833] dan rekan-rekan. Perjuangan ini membuktikan bahwa norma moral “Perbudakan menghancurkan persamaan martabat manusia” adalah norma moral yang dianut seluruh dunia dan akhirnya dirumuskan dalam Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia 1948.
4. Logika
• Uraian Etika Terapan haruslah logis.
• Logika merupakan sumbangan penting bagi Etika Terapan. Di sini, Logika menunjukkan kesalahan dan inkonsistensi dalam kesimpulan; mengkoreksi definisi dan klasifikasi sebuah permasalahan/topik. Definisi sangat menentukan dalam perdebatan. Difinisi yang jelas dan menurut aturan logika dapat membantu banyak untuk mencapai hasil dalam sebuah perdebatan moral. Sebab definisi itu menjadi titik tolak yang mengarahkan seluruh diskusi dan bersimpul pada pernyataan konklusif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar